Lainnya
LensaDaily - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Afif Nasution, ingin memperluas kerja sama dengan Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).Kerja sama tersebut diharapkan dalam bentuk investasi, ekspor dan impor.Sumut dan Guangdong telah menjalin kerja sama lebih dari 20 tahun, namun lebih banyak bekerja sama di bidang humaniora.Pada kesempatan ini, Bobby Nasution berharap kerja sama dengan Guangdong, yang merupakan markas mobil listrik terlaris di dunia, BYD semakin erat dan diperluas.“Kami tahu ada manufaktur besar di sana, kami harap kita bisa menjalin kerja sama, seperti RRT investasi dengan membangun manufakturnya di sini, kami juga bisa memasok karet dan produk hilirisasi kelapa sawit untuk kebutuhan manufakturnya,” kata Bobby Nasution saat menerima kunjungan Konsul Jenderal (Konjen) RRT di Medan, Zhang Min, dan Delegasi Provinsi Guangdong di Kantor Gubernur, Jalan Diponegoro 30 Medan, Senin (14/4/2025). Kerja sama Sumut dan Guangdong sampai saat ini berada di level yang sangat baik.Ada tiga investasi besar Guangdong di Sumut yaitu PLTA Batang Toru, Dairi Prima Mineral dan Taman Sains Teknologi Herbal dan Holtikultura (TSTH2).Bobby Nasution berharap, proyek-proyek ini semakin baik ke depan, terutama terkait pengembangan pertanian.Sumut sebagai salah satu daerah lumbung pangan Indonesia membutuhkan pengembangan dan riset yang masif di sektor pertanian.“Kami tahu RRT kuat dalam bidang pengembangan pertanian, bibit, alat pertanian, pengembangan yang membuat pertanian semakin efektif dan efisien, kami harap Guangdong bisa membantu kami untuk mengembangkan pertanian di sini,” kata Bobby Nasution.Konjen RRT di Medan, Zhang Min, menyampaikan siap membantu Sumut untuk lebih maju lagi. Dia juga siap membantu Gubernur Sumut untuk menyukseskan visi misinya sebagai pemimpin Sumut.“Program pengobatan gratis, pendidikan gratis dan pengembangan hilirisasi, serta pertanian sangat bagus untuk pembangunan Sumut, kami berharap bisa ikut bekerja sama menyukseskan visi misi itu,” kata Zhang Min.Sementara itu, Ketua Delegasi Guangdong Chang Feng mengatakan, provinsinya memegang seperenam kerja sama RRT dengan Indonesia.Dengan jumlah penduduknya sekitar 130 juta jiwa, PDB sekitar 2 triliun Yuan dan nilai ekspor-impor sekitar 1 triliun Yuan tahun lalu, dia yakin masih banyak kerja sama yang bisa dijalin dengan Sumut.“Barang impor dari seluruh dunia masuk ke Guangdong, CPO, produk hilirisasinya karena Guangdong daerah manufaktur penting dunia. Terkait investasi dan kerja sama perdagangan saya akan sampaikan kepada BYD dan akan kita dalami lagi,” kata Chang Feng yang merupakan Wakil Dirjen Kantor Urusan Luar Negeri Guangdong, RRT.Turut mendampingi Konjen RRT dalam pertemuan itu, Wakil Direktur Departemen Asia Ge Yingnan dan juga delegasi Guangdong lainnya. (*)(Medan)
2 hari yang laluLensaDaily - Guna memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menekankan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar memberikan perhatian serius terhadap capaian realisasi PAD. Hal ini penting dilakukan supaya target-target yang telah ditetapkan dapat tercapai.“Di dalam pembangunan kota pasti memerlukan PAD, tanpa ada PAD maka tidak ada pembangunan dan keberlangsungan sebuah kota tersebut,” kata Rico Waas saat memimpin Rapat PAD Kota Medan di Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Medan, Rabu (9/4/2025).Rapat yang diikuti Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, Asisten Administrasi Umum Ferry Ichsan, Plt Kepala Bapenda T Roby Chairi, sejumlah pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan serta camat ini, bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian target PAD dan mengidentifikasi potensi-potensi yang dimiliki guna meningkatkan PAD.Dikatakan Rico Waas, jajaran Pemko Medan yang ikut dalam rapat ini memiliki tanggungjawab penuh dalam keberlangsungannya pembangunan di Kota Medan. Oleh karenanya, tegasnya, jika tahun ini PAD tidak mencapai target, maka pembangunan yang telah diprogramkan tak dapat dijalankan.“Masyarakat kita bisa dibilang akan sengsara karena kita. Sebab, PAD merupakan tulang punggung dalam kehidupan Kota Medan itu sendiri. Untuk itu mau tidak mau, target PAD wajib dicapai,” tegasnya.Terkait itu, Rico Waas mengingatkan kepada seluruh OPD terkait agar jangan terlena dengan apa yang dicapai di tahun sebelumnya. “Misalnya tahun lalu target PAD yang tercapai hanya 80% atau 90% saja, itu harus dianggap tidak wajar karena yang wajar itu adalah 100%. Kita harus bisa memastikan untuk mengejar target tersebut,” ungkapnya.Oleh karenanya dalam rapat tersebut, Rico Waas berpesan kepada masing-masing OPD maupun kecamatan agar dapat menyampaikan apa yang menjadi masalah dalam pencapaian target PAD tersebut. Selanjutnya, imbuhnya, ditetapkan apa yang menjadi solusi guna mengatasinya. “Mau tidak mau, suka tidak suka, tidak ada alasan untuk tidak mencapai target PAD!” pesannya.Yang terpenting, kata Rico Waas, bagaimana semua harus serius berkomitmen untuk mengejar dan mencapai target yang telah ditetapkan. “Jadi saya minta agar semua menyampaikan presentasi target yang akan dicapai 1 bulan dari sekarang,” pungkasnya seraya mengajak semua untuk bersama-sama membantu masyarakat dan menjadikan Kota Medan lebih baik lagi.(Medan)
09 April 2025LensaDaily - Kinerja ekonomi Sumatra Utara (Sumut) tidak bisa dilepaskan dari industri sawit yang ada di wilayah ini.Sejauh ini, komoditas sawit memberikan konstribusi lebih dari 60% untuk total ekonomi Sumut.Pemerhati ekonomi Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, pada umumnya, basis ekonomi Sumut masih didominasi oleh komoditas seperti sawit, karet, kakao, kayu hingga kopi."Tetapi tak bisa dipungkiri, aktivitas industri sawit hulu dan hilir di Sumut sangat mendominasi," ujar Gunawan di Medan, Sabtu (5/4/2025).Di sisi lain, kata Gunawan, kinerja ekspor Sumut pada tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2023.Secara kuantitas, eskpor Sumut turun 10,5%, dan di Januari 2025 eskpor Sumut turun 8,15% dibandingkan dengan Januari 2024 mengacu kepada rilis Badan Pusat Statistik (BPS)."Dan saat ini ekspor Sumut kembali terancam setelah Trump naikkan tarif sebesar 32% untuk barang dari Indonesia," katanya.Harga CPO dunia terpantau mengalami penurunan setelah AS naikan tarif impornya, dimana harga CPO pada tanggal 2 april berada dikisaran RM4.532 per ton, turun dikisaran Rm4.460 per ton saat ini.Dan sayangnya, ekspor Sumut ke AS pada bulan Januari menduduki posisi tertinggi kedua setelah China.Dimana porsi ekspor Sumut ke AS sebesar 14,01% atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan China sebesar 14,86%.Kenaikan tarif impor AS untuk barang-barang dari Indonesia sebesar 32%, itu juga berlaku ke banyak negara mitra dagang sumut lainnya seperti China, Jepang, India, Uni Eropa hingga sejumlah negara ASEAN lainnya.Yang berarti kenaikan tarif impor AS berpeluang menekan kinerja ekspor Sumut ke hampir semua negara tujuan ekspor Sumuit.Jelas ekonomi Sumut terancam dengan kenaikan tarif impor AS tersebut. Sumut kian sulit untuk mencapai target pertumbuhan 5% di tahun ini."Bahkan Sumut akan alami kesulitan untuk merealisasikan pertumbuhan 4,6% hingga 4,8% di tahun 2025," terangnya.Gunawan menilai, Sumut menghadapi tantangan ekonomi yang rumit setelah lebaran ini.Kuncinya memang ada di harga komoditas Sumut khususnya harga sawit."Kita akan melihat bagaimana nantinya titik keseimbangan harga komoditas dunia setelah kenaikan tarif oleh AS. Walaupun sejauh ini saya pesimis bahwa harga komoditas akan alami pemulihan ditengah ancaman resesi atau perlambatan ekonomi," tambahnya.Situasi ekonomi dunia akan memburuk setelah kebijakan kenaikan tarif efektif dilakukan oleh AS.Intervensi pemerintah untuk menjaga daya beli lewat bansos efeknya akan menurun jika harga komoditas Sumut alami penurunan.Terlebih jika inflasi alami kenaikan seiring terjadinya perang dagang yang tengah berlangsung saat ini.Untuk mensiasatinya, pemeritah diproyeksikan akan terfokus pada bantuan sosial guna meredam dampak kenaikan tarif yang akan menekan daya beli masyarakat.Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sebaiknya didorong untuk lebih cepat merealisasikan pembangunan dengan penyerapanan APBD yang lebih cepat.Pemprov Sumut harus mencari jalan cepat untuk mengatasi potensi defisit APBD yang dipicu oleh memburuknya penyerapan pajak serta melemahnya kinerja industri di wilayah Sumut."Fokus pada kebijakan jangka pendek untuk meredam dampak kenaikan tarif," tegasnya. (*)(Medan)
05 April 2025LensaDaily - Pada bulan Maret, harga sejumlah kebutuhan pangan strategis di Sumatra Utara (Sumut) tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.Dimana rata-rata harga cabai merah turun 17,5%, cabai rawit turun 34,6%, telur ayam turun 0,7% dan daging sapi turun 0,4%.Komoditas tersebut akan menyumbang deflasi pada bulan Maret, termasuk juga tomat yang harganya rata-rata anjlok sekitar 33% secara bulanan.Sementara itu, komoditas yang alami kenaikan diantaranya adalah harga daging ayam 3%, bawang merah 14,9%, bawang putih 3,9% dan minyak goreng 2,98%.Selain komoditas pangan, harga emas selama bulan Maret juga mengalami kenaikan yang turut berkontribusi pada laju tekanan inflasi, jika tanpa dibarengi dengan kebijakan tarif diskon listrik yang sudah kembali normal pada bulan Maret.Maka pada dasarnya Sumut menurut Pemerhati Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, berpeluang mencetak deflasi paling besar 0,12% pada bulan Maret.Namun, karena diskon tarif listrik sudah berakhir di bulan Maret, maka Sumut tetap akan membukukan laju tekanan inflasi."Yang besaran inflasinya saya nilai berpeluang di atas 1% yang akan membuat Sumut mengalami inflasi selama tahun berjalan (year to date)," ujar Gunawan di Medan, Jumat (4/4/2025).Jika inflasi benar terealisasi di bulan Maret, maka kondisi ini menurut Gunawan tidak mampu menutupi adanya gangguan daya beli masyarakat selama lebaran berlangsung.Turunnya harga sejumlah kebutuhan pangan masyarakat menjadi indikator gangguan daya beli selama bulan Maret."Padahal biasanya, bulan Ramadan dan Idulfitri adalah bulan yang rutin menyumbang inflasi tinggi dalam setiap tahunnya," sebutnya.Gunawan menilai, Ramadan dan Idulfitri di tahun ini tidak semeriah tahun sebelumnya. Masyarakat terpantau mengerem belanjanya di bulan ini.Beberapa komoditas yang bisa menjadi indikator memburuknya belanja masyarakat adalah harga telur ayam dan daging sapi yang mengalami penurunan.Tidak lazim harga telur ayam turun di saat jelang lebaran.Demand atau permintaan telur ayam pada umumnya berpeluang naik saat jelang Idulfitri, yang bisa mendorong kenaikan harga telur ayam itu sendiri.Namun realita di pasar saat ini harga telur ayam turun saat jelang Idulfitri."Berbeda halnya dengan penurunan harga cabai merah yang memang lebih banyak ditopang oleh sisi supply atau persediaan," pungkasnya. (*)(Medan)
04 April 2025LensaDaily - PT Pertamina Patra Niaga menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Non-Subsidi Pertamax Series dan Dex Series. Penyesuaian harga ini berlaku mulai 29 Maret 2025.Plt. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyampaikan bahwa penyesuaian harga ini merupakan kado Lebaran dari Pemerintah dan Pertamina untuk masyarakat."Sebagai bagian dari komitmen dalam melayani masyarakat, khususnya di momen mudik Lebaran ini, Pemerintah dan Pertamina Patra Niaga memberikan hadiah spesial dengan menurunkan harga BBM Non-Subsidi. Kami berharap kebijakan ini dapat membantu masyarakat menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan terjangkau," ujar Ega dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/3/2025).Khusus Provinsi Sumatera Utara, penyesuaian harga BBM Non-Subsidi per 29 Maret 2025 adalah Pertamax (RON 92): Rp12.800/liter (turun Rp 400/liter dari sebelum nya Rp 13.200/liter).Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.800/liter (turun Rp 550/liter dari sebelum nya Rp 14.350/liter)Dexlite (CN 51): Rp13.900/liter (turun Rp 750 per liter dari sebelum nya Rp 14.650/liter).Pertamina Dex (CN 53): Rp14.200/liter (turun Rp 750/liter dari sebelum nya Rp 14.950/liter).Selain memberikan harga yang lebih terjangkau, Pertamina Patra Niaga juga menjamin stok BBM tersedia dalam kondisi aman dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa mudik dan perayaan Idulfitri 2025.“Kami terus membuka ruang komunikasi dan siap menerima masukan dari masyarakat demi pelayanan yang semakin baik. Dukungan dan kepercayaan masyarakat adalah semangat kami untuk terus hadir dan melayani,” tutup Ega. (*)(Medan)
29 Maret 2025